Jumat, 06 Desember 2013

KODE ETIK AKUNTANSI

KODE ETIK AKUNTANSI

Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Prinsip Etika
Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota.

2. Aturan Etika
Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan.

3. Interpretasi Aturan Etika
Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.

Menurut Mulyadi (2001:53), kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika, yaitu:
1. Tanggungjawab profesi
2. Kepentingan publik
3. Integritas
4. Obyektivitas
5. Kompetensi dan kehati-hatian professional
6. Kerahasiaan
7. Perilaku professional
8. Standar teknis

Sehubungan dengan perkembangan yang terjadi dalam tatanan global dan tuntutan transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar atas penyajian Laporan Keuangan, IAPI merasa adanya suatu kebutuhan untuk melakukan percepatan atas proses pengembangan dan pemutakhiran standar profesi yang ada melalui penyerapan Standar Profesi International. Sebagai langkah awal IAPI telah menetapkan dan menerbitkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik, yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk Standar Profesional Akuntan Publik, Dewan Standar Profesi sedang dalam proses “adoption” terhadap International Standar on Auditing yang berlaku efektif 2011.

Kode Etik Profesi Akuntansi Publik yang baru saja diterbitkan oleh IAPI menyebutkan 5 prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu:
1. Prinsip Integritas
2. Prinsip Obyektivitas
3. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional
4. Prinsip Kerahasiaan
5. Prinsip Perilaku Profesional

Dalam hal ini, akan dibahas salah satu prinsip kode etik profesi akuntansi yaitu prinsip objektivitas. Secara garis besar pengertian prinsip objektivitas pada prinsip kode etik profesi akuntansi yang lama sama dengan yang baru.

Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.

Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktik public memberikan jasa atestasi, perpajakan serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan dan pemerintahan. Mereka juga mendidik dan melatih orang-orang yang ingin masuk ke dalam profesi. Apapun jasa atau kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.
 
Prinsip obyektivitas mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain mempengaruhi pertimbangan professional atau pertimbangan bisnisnya. Praktisi mungkin dihadapkan pada situasi yang dapat mengurangi objektivitasnya.

Dalam menghadapi situasi dan praktik yang secara spesifik berhubungan dengan aturan etika sehubungan dengan obyektivitas, pertimbangan yang cukup harus diberikan terhadap faktor-faktor beriku:
Adakalanya anggota dihadapkan kepada situasi yang memungkinkan mereka memoriam tekanan-tekanan yang diberikan kepadanya. Tekanan ini dapat menggangu obyektivitasnya. Adalah tidak praktis untuk menyatakan dan menggambarkan semua situasi di mana tekanan-tekanan ini mungkin terjadi. Ukuran kewajaran (reasonableness) harus digunakan dalam menentukan standar untuk mengindentifikasi hubungan yang mungkin atau kelihatan dapat merusak obyektivitas anggota. Hubungan-hubungan yang memungkinkan prasangka, bias atau pengaruh lainnya untuk melanggar obyektivitas harus dihindari. Anggota memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa orang-orang yang terlibat dalam pemberian jasa professional mematuhi prinsip obyektivitas.

Anggota tidak boleh menerima atau menawarkan hadiah atau entertainment yang dipercaya dapat menimbulkan pengaruh yang tidak pantas terhadap pertimbangan professional mereka atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengan mereka. Anggota harus menghindari situasi-situasi yang dapat membuat posisi professional mereka ternoda.

Referensi:

Senin, 02 Desember 2013

Trik Membuat Pelanggan Terkesan dengan Layanan Bisnis



Trik Membuat Pelanggan Terkesan dengan Layanan Bisnis

Jakarta -Pernahkah Anda merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama? Bagaimanakah rasanya? Pastinya anda akan merasakan sesuatu yang bergemuruh di dalam dada, bahkan jika harus membayangkannya pastinya anda akan senyum-senyum sendiri kala melihat betapa manis dan indahnya senyuman sang pujaan hati.

Rasanya sungguh luar biasa, terlebih jika kisah cinta tersebut mempunyai akhir yang manis, dan petualangan cinta tersebut berakhir indah di pelaminan. Begitu manisnya.

Sekarang kita berlanjut ke sebuah kalimat. Coba baca sekilas daftar hewan antara lain bebek, ayam, monyet, kura-kura, angsa, anjing, tikus, kecoak, kerbau, beruang, itik, kambing, burung, sapi, harimau, singa, naga.

Jika diingat-ingat kembali daftar hewan di atas, apa dua hewan yang paling Anda ingat?

Kemungkinan besar “bebek” dan “naga”. Kenapa? Karena biasanya bagian paling awal dan akhir lah yang selalu diingat. Begitu juga dengan sebuah hubungan percintaan, awal dan akhir lah yang menjadi sebuah memori yang diingat.

Dari pemaparan di atas antara awal dan akhir tidak begitu beda hubungannya dengan sebuah pelayanan di sebuah usaha. Di dalam pelayanan ada dua momen krusial (awal dan akhir) yang selalu dialami oleh customer.

Yang pertama adalah jika bagian awal itu baik atau bagus, maka customer tersebut akan merasakan feel good terhadap perusahaan anda. Yang kedua adalah jika bagian awal itu tidak bagus, maka customer pun sudah mulai memasang ‘tameng’ sehingga apa yang anda tawarkan pun akan langsung ‘mental’ dan tidak akan diterima.

SUMBER : DETIK.COM

4 Cara Dapatkan Rumah Dengan Harga 'Miring'



4 Cara Dapatkan Rumah Dengan Harga 'Miring'

Jakarta -Kenaikan harga rumah subsidi atau rumah murah akan berdampak semakin sulitnya masyarakat bawah mendapatkan rumah yang layak. Namun masih ada cara untuk menggapai mimpi Anda dalam memiliki rumah murah.

Dengan sedikit kesabaran, ketelitian, banyak mencari referensi, berikut ini ada tips untuk Anda berburu rumah murah

Mencari Rumah di Pinggiran kota. Ada kecenderungan rumah yang berada di pinggiran kota Jakarta, misalnya harga rumahnya lebih ramah di kantong. Tentu Anda bisa membandingkan bukan harga rumah di wilayah pusat Jakarta dengan rumah yang berada di daerah Bekasi tentu harganya akan berbeda.

Mencari Rumah Dengan Cara Lelang. Rumah lelang biasanya lebih murah jika dibandingkan dengan harga rumah yang bisa di tawarkan karena rumah yang dilelang ini adalah hasil dari mereka yang tak mampu membayar kredit. Lelang rumah ini seperti yang diketahui banyak dilakukan oleh bank.

Cari rumah yang sudah berusia tua, maksudnya disini Anda dapat mencari rumah yang sudah tua usianya, namun masih layak untuk ditempati oleh Anda beserta keluarga. Tapi patut juga Anda perhatikan soal di mana rumah tua itu berada, pasalnya terkadang harga rumah walau sudah tua harganya akan melonjak jika berada di lokasi yang strategis.

Prioritas dan Perbandingan. Setelah Anda mengumpulkan rumah murah impian ada baikmnya jika Anda memilah-milah mana rumah yang menurut Anda sebagai rumah terbaik untuk dibeli. Sebelumnya buatlah daftar perbandingan antara harga rumah, lokasi, kelengkapan surat dan lain-lainnya.

Rumahku adalah media properti online yang memberikan informasi tentang jual beli dan sewa properti seperti rumah dijual, sewa apartemen, dan lainnya, anda juga dapat dengan mudah memasang iklan rumah dijual gratis di Rumahku.com.

SUMBER : DETIK.COM

Saat Pasar Fluktuatif, Beli atau Jual?



Saat Pasar Fluktuatif, Beli atau Jual?

Jakarta -Pertanyaan dari pembaca: Saya suka bingung kalau situasi pasar lagi tidak kondusif, contohnya lagi turun tajam abis itu naik tajam terus tiba-tiba turun lagi. Nah, dalam situasi ini sebaiknya apa yang dilakukan investor? Ada yang bilang beli saja di harga murah saat turun, tapi ada juga yang bilang mending keluar dulu sampai situasi membaik? Tolong pencerahannya

Apabila saham sedang naik tidak berani masuk karena takut ketinggian, tunggu koreksi dulu katanya. Eh, pas pasar koreksi kembali tidak berani masuk karena takutnya pasar turun lebih dalam. Lalu pasar rebound dan kita masih belum berani masuk, takutnya ini cuma jebakan Batman.

Lalu kapan investasi di sahamnya dong ya?

Mungkin sebelum bertindak harus menentukan dulu apakah seorang INVESTOR atau TRADER. Jika Bapak seorang investor kisi kisi nya gampang aja, ikuti resep Opa Warren Buffett … BELI MURAH JUAL MAHAL.

Ngomong memang mudah, tapi gimana caranya? Saran saya simple, investasi di saham sebenarnya sama dengan investasi di sector riil. Pertama tama yang harus dilakukan adalah mencari perusahaan yang sedang bertumbuh. Setelah ketemu, baru lihat harganya sudah mahal atau belum.

Indikasi perusahaan bertumbuh saya biasa melihat minimal Pendapatan dan Laba Bersih setahun ke depan tumbuh 15%. Setelah ketemu, tinggal lihat perusahaan ini masih murah atau sudah mahal. Cara paling simple adalah membandingkan PER (Price to Earnings Ratio) dalam 5 tahun terakhir.

Saya ambil contoh dua perusahaan, yaitu ASII. Untuk data saya ambil dari website Reuters.
Untuk ASII, Pendapatan di akhir 2014 diproyeksikan tumbuh 11.50% dan Laba Bersih tumbuh 13.45%. Dari sini saja sebenarnya sudah tidak masuk criteria saya. Lalu dari sisi PER, tertinggi dalam 5 tahun di level 16.84x dan terendah 4.65x. Saat ini PER ASII ada di level 14.29x. Dari sisi PER, kelihatannya ASII sudah cukup tinggi.

Karenanya, sebagai INVESTOR saya melihat ada risiko investasi di saham ini.
Sedangkan sebagai TRADER, saya  juga harus melihat apakah tipe Momentum Trader atau Swing Trader. Sebagai Momentum Trader Bapak beli saham yang sedang naik (bisa dilihat dari indicator MA26) dan sebagai Swing Trader Bapak beli saham saat rebound (lihat indicator Stochastic).
SUMBER : DETIK.COM

Pemerintahan AS Masih Tutup, Sebaiknya Investor Bertahan atau Keluar dari Pasar?



Pemerintahan AS Masih Tutup, Sebaiknya Investor Bertahan atau Keluar dari Pasar?

Jakarta -Pertanyaan dari pembaca: Pemerintahan AS sudah tutup lebih dari dua minggu, dampaknya ke pasar modal internasional belum terasa. Tapi apakah dalam jangka panjang akan berpengaruh? Apakah sebaiknya kita keluar dulu dari pasar?

Jawaban:
Memang sekilas jika kita melihat pergerakan DJIA sejak akhir September hingga penutupan 10 Oktober relatif tidak mengalami pergerakan. Namun jika kita melihat indeks yang lebih besar seperti S&P 500 terlihat indeks telah mengalami koreksi sebesar 0.7%.

Selain itu, VIX Index (indeks yang menggambarkan “kerisauan” investor) naik sebesar 0.7%. Ini memberikan gambaran dalam 10 hari terakhir terjadinya government shutdown, tingkat “kegalauan” investor saham naik 0.7%.

Saya perhatikan dalam kasus government shutdown terakhir di Desember 1995 hingga Januari 1996 (selama 3 minggu) indeks mengalami gap-down di awal shutdown namun mencatatkan gap-up di akhir shutdown. Secara keseluruhan indeks mencatatkan kenaikan.

Moral ceritanya adalah tampaknya investor Amerika mengharapkan terjadinya kesepakatan antara kubu Tea Party dengan Obama.

Apakah harus keluar saat ini? Jawaban sederhana saya adalah Pak Purnomo harus mengikuti trading plan (yang mencangkup entry, exit dan cut loss point) yang telah dibuat serta money management yang ketat.

SUMBER : DETIK.COM