Rabu, 23 April 2014

Diversifikasi Investasi, Perlu atau Tidak?

Diversifikasi Investasi, Perlu atau Tidak?

Ketika berbicara mengenai investasi, Anda akan tidak asing dengan istilahdont put your eggs in one basket (jangan letakan telur-telur Anda dalam satu keranjang). Kira-kira kenapa? Ya jawaban umumnya: kalau jatuh keranjangnya maka telur-telurnya jatuh dan pecah semua. Apakah pernyataan ini benar atau salah?
Pernyataan tersebut dalam dunia investasi dikenal dengan diversifikasi investasi. Diversifikasi investasi intinya kita meletakkan dana kita ke beberapa jenis asset, misal kita berinvestasi di logam emas, saham, properti dan surat utang.
Benar atau tidak, jawabannya adalah tergantung dari mana Kita melihatnya. Ada beberapa orang investor yang pro atau setuju dengan pernyataan investasi tersebut, karena kalau kita berinvestasi dalam satu jenis investasi, apabila sedang rugi maka investasi Kita akan rugi total. Misal kita berinvestasi pada emas dan tidak disangka harga emas sekarang turun cukup banyak. Hal ini menyebabkan nilai investasi Kita saat ini akan turun cukup banyak.
Disisi lain ada pula investor yang kontra atau tidak setuju dengan diversifikasi. Investor model ini biasanya memiliki kemampuan untuk mengendalikan investasinya: memiliki edukasi, pengalaman atau experience dan uang yang berlebih atau excessive money. Contoh orang yang benar-benar fokus pada satu jenis investasi adalah Warren Buffet.

Apa itu Diversifikasi Investasi?
Berbicara diversifikasi investasi, kita berbicara tentang manajemen investasi. Manajemen investasi adalah sebuah ilmu untuk mengatur atau me-manage investasi secara professional untuk mengelola beragamasset (baikpaper asset danreal asset). Professional yang jago di bidang manajemen investasi biasanya kita sebut dengan manager investasi (MI). Produknya kita sebut portofolio. Dasar ilmu dari management investasi adalah alokasi asset, investasi jangka panjang dan diversifikasi.
Alokasi asset adalah penempatan asset (alokasi asset lebiih ke jumlah atau persentasenya) dalam sebuah portofolio. Contohnya portofolio kita kurang lebih 10% di deposito, 30% di saham dan 60% di properti. Gampangnya alokasi asset adalah sebaran asset kita.
Investasi jangka panjang. Ini tentunya mudah dimengerti, ketika kita berinvestasi (bukan berspekulasi) kita membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk mendapatkan imbal hasil yang cukup besar. Semakin panjang waktu untuk berinvestasi biasanya jumlah yang perlu diinvestasikan tiap bulannya menjadi semakin kecil.
Diversifikasi biasanya berhubungan denganasset allocation. Sebelum mendiversifikasi biasanya Kita perlu tahu kita tipenya risiko apa? Apakah konservatif, moderat atau agresif? Selain itu ada satu hal yang perlu diperhatikan, Apakah Anda sendiri orang yang beresiko?

Diversifikasi Investasi?
Diversifikasi juga terkadang terjadi dalam sebuah perusahaan. Pernakah Anda melihat ada perusahaan yang bisnis utamanya di bidang otomotif dan manufaktur kemudian memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang property, alat berat, pertanian? Nah kurang lebih itu juga disebut diversifikasi.
Apakah reksadana saya termasuk diversifikasi? Ya betul reksadana dapat disebut juga sebagai portofolio. Isinya sudah terdiversifikasi sesuai jenisnya. Kalau reksadana saham, mayoritas assetnya ada di saham. Kalau reksadana pasar uang mayoritasnya ada di produk-produk pasar uang (deposito, SUN, dll). Kalau reksadana pendapatan tetap mayoritas assetnya ada di surat utang.
Kalau saya punya 3 reksadana saham contoh: Reksadana Saham A, Reksadana Saham B dan Reksadana Saham C apakah ini salah satu diversifikasi? Kalau dilihat dari definisi dont put your eggs in one basket, ya pertanyaan tersebut dapat dijawab: Anda telah mendiversifikasi pada satu jenis produk investasi yaitu reksadana saham. Umumnya reksadana saham memiliki hubungan dengan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Ketika IHSG turun biasanya (tidak mutlak) reksadana saham juga mengalami penurunan. Ketika seluruh investasi Anda berada di 3 reksadana saham, maka ketiganya akan mengalami penurunan.
Setelah tau beberapa definisi di atas kira-kira apakah Anda telah berinvestasi? Apakah Anda setuju dengan diversifikasi? Apakah investasi Anda telah terdiversifikasi? Sebelum berinvestasi ada baiknya kita tingkatkan edukasi kita, pengalaman kita dan kondisi keuangan. Setidaknya gunakan uang dingin (uang yang tidak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari) dan sebelum Anda mampu mengendalikan produk investasi jangan pernah berutang.
Baca juga artikel-artikel kami terkait investasi:

Sumber : Detik.com

1 komentar:

  1. Tentu saja diversifikasi sangat diperlukan dalam mengurangi risiko investasi yang ada. pojokinvestasi.com

    BalasHapus