Jumat, 28 Desember 2012

Kebutuhan Dollar Importir Masih Tekan Rupiah

Bank Indonesia diperkirakan akan berjaga di pasar agar nilai tukar rupiah tidak terlalu tertekan, Jumat (28/12/2012). Tekanan itu antara lain datang dari kebutuhan yang tinggi importir atas dollar AS menjelang akhir tahun.

Pada perdagangan sebelumnya, Kamis (27/12/2012), rupiah ditutup menguat di level Rp 9.662 per dollar AS dari saat dibuka di level Rp 9.670 per dollar AS. Rupiah di sepanjang perdagangan bergerak di rentang Rp 9.655-9.700 per dollar AS (berdasar pengamatan data di Reuters).

Menurut riset BNI Treasury, IHSG yang ditutup di zona hijau kemarin memberikan efek positif terhadap pergerakan rupiah kemarin sore. Bank Indonesia terlihat aktif melakukan intervensi untuk meredakan tekanan terhadap rupiah kemarin.

Hari ini rupiah berpotensi bergerak dengan kecenderungan konsolidasi melemah. Non Delivery Forward 1 bulan di pasar offshore pagi ini rupiah dibuka turun ke level Rp 9.830-9.845 per dollar AS sehingga berpotensi mendorong depresiasi rupiah di pasar onshore pagi ini.

Masih belum adanya kesepakatan mengenai upaya untuk menghindari jurang fiskal (fiscal cliff) di AS diperkirakan turut menurunkan keinginan pelaku pasar domestik untuk tetap memegang dollar AS sebagai safe-haven currency di tengah kebutuhan dollar AS oleh importir yang masih tinggi menjelang akhir tahun. BI diproyeksikan masih akan terus aktif melakukan intervensi di pasar valas hari ini untuk meredakan tekanan terhadap rupiah.

Pendapat :
Jangan sampai Rupiah Indonesia melemah , karena itu berakibat buruk bagi perekonomian .

Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/12/28/11315278/Kebutuhan.Dollar.Importir.Masih.Tekan.Rupiah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar